Foto: Mahasiswa UWKS bersama Pemateri Mas Andre Hariyanto |
dapurpena.id, Surabaya - Bertempat di Ruang Penataran Bangsal Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Jawa Timur telah berlangsung penuh khidmat “Seminar Moslem Jurnalism Class”. Helatan meriah, serius, dan santai ini dipandu oleh Mas Andre Hariyanto, Founder Komunitas Taklim Jurnalistik sekaligus Owner Lembaga AR Learning Center pada Ahad (16/01/2022)
“Santai, tetapi tetap fokus dan konsentrasi dalam menulis
apapun itu,” ujar pemateri jebolan pesantren Hidayatullah itu.
Menurut dia, jurnalistik itu kekuatan media. Media mampu
membentuk, memberi fokus, dan mempercepat opini publik. Selain itu, ada dictum
yang mengatakan, media menciptakan, juga menghancurkan citra. Berkaitan dengan
hal tersebut, maka sudah saatnya umat Islam harus ada yang bergerak di bidang
media.
”Ini sudah perang media, maka kita harus melahirkan
penulis-penulis hebat dalam menyampaikan kebenarannya, dengan mencari kejelasan
tentang sesuatu hingga jelas dan benar keadaannya,” tandas lelaki kelahiran 24
Mei 1993.
Di hadapan mahasiswa-mahasiswi dari berbagai Universitas di
Surabaya, Ia jelaskan arti Jurnalistik, yakni serupa kegiatan penyiapan,
penulisan, penyuntingan, dan penyampaian berita tentang berbagai peristiwa atau
fenomena kepada khalayak melalui saluran media tertentu. Jurnalistik juga
mencakup kegiatan dari peliputan sampai pada penyebaran kepada masyarakat.
“Terdapat ciri-ciri jurnalistik, di antarannya skeptis,
bertindak, berubah, seni, dan peran pers,” ungkap Pemimpin Redaksi Suara Utama
ini.
“Seseorang bisa menulis harus memiliki keyakinan, kemauan,
dan praktik serta motivasi,” ungkap pembicara di sela-sela memberikan materi di
Seminar Jurnalistik perdana itu.
“Menulis itu mudah dan menyehatkan. Karena dengan menulis
semua akan menjadi lebih ringan,” tambahnya.
Andi Baiturrozaq, salah satu peserta umum mengungkapkan
bahwa keseruannya mengikuti “Seminar Moslem Jurnalism” sebenarnya bukan
passionnya untuk menjadi penulis, tetapi terlebih banyaknya media dan jurnalis
yang sedikit nakal, sukanya mengadu domba dan menfitnah umat muslim dengan
memberitakan islam teroris, islam radikal dan islam apa-apalah.
“Jadi mau tak mau saya harus ikut belajar passion writing,
agar bisa menyajikan informasi yang akurat terpercaya dan adil,” kata lelaki
asal Sulawesi ini.
Selain itu, Kepala Departement Humas Badan Kerohanian
Islam Universitas Wijaya Kusuma, Sahrir memaparkan bahwa menulis adalah cara
yang tepat untuk meluapkan segala rasa kehidupan. Harapannya, usai acara ini
semua peserta maupun panitia memiliki pengetahuan yang menambah kapasitas diri
dalam menulis.
“Ditunggu karya tertulisnya ya kawan,” candanya
sebagaimana acara ini telah berjalan pada Jum’at, (18/11/2016). */Mas Andre Hariyanto
Editor : Abu Zhafran